Minggu, 11 November 2012

Mencegah Dysmenorrhea

  Cara Mencegah Dysmenorrhea
Dysmenorrhea kadang ada saat dimana saya sendiri dan memenuhi kesendirian itu dengan tangis. Kadang ada pula perasaan ketika rasanya tidak ada orang mendukung. Hanya ada saya yang sendiri. Walau sepertinya saya telah mendukung dan berbagi pada banyak orang, tapi ada ruang dalam diri saya yang sulit dibagi, jadi akhirnya hanya saya sendiri, tak ada dukungan saudara saudari. Sendiri dalam tangis.
Merana sekali rasanya hidup seperti itu. Dan sepertinya saya rutin mengalami hal itu, setiap bulan saat Sang Tamu datang. Senang, karena itu tanda bahwa saya benar-benar perempuan. Tapi oh betapa rasanya sengsara sekali bila terus menerus seperti itu. Ya, mental saya sedang terganggu, inilah yang disebut dengan Pre Menstrual Syndrome. Sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental yang dialami selama 7-10 hari  menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Jadi di hari-hari pertama menstruasi, masih bisa perempuan mengalami PMS.
Ada satu masa ketika perempuan mood nya jelek sekali apa lagi pas sedang dysmenorrhea, inginnya marah-marah, sensitif, sedikit-sedikit nangis, marah, emosi naik turun, mendadak semua hal itu nggak lucu, uring-uringan sendiri dan serba salah. Begitulah PMS. Bukan hal yang gawat darurat memang, tapi tetap saja bisa mengganggu diri sendiri dan mungkin orang sekitar. Hahaha…
Bagi saya, syukur, itu yang harus pertama dilakukan, karena dengan datangnya haid, berarti tidak ada kelainan dalam tubuh saya. Tapi ya rasanya memang serba bingung dan merasa sendiri. Apalagi kan saya jadi tidak bisa sholat. Maka, menangis adalah satu-satunya jalan bagi saya untuk melampiaskan emosi saya. Marah tak jadi pilihan, karena saya pikir, siapa yang bisa saya marahi? Hehe…mungkin saja ada yang bawaannya pengen marah-marah dan ngomel terus. Ya, setiap orang berbeda memang. Saya memilih diam, dan menangis, karena perut saya sakit…haha..
Orang sekitar, atau orang terdekat mungkin bingung dengan sikap adik perempuan atau pasangannya seperti itu. Mereka memilih diam, karena akhirnya akan hilang juga. Ya, terlihat sepele memang, tapi tak bisa disepelekan tentu saja. Karena bagi saya yang paling mengganggu adalah emosi yang labil. Itu benar-benar membuat semangat saya drop, dan rasanya tak ada dukungan semangat bagi saya, ujungnya saya jadi males untuk beraktifitas. Mungkin teman-teman saya berpikir bahwa nanti juga PMS hilang sendiri. Iya, memang hilang nantinya, tapi bukan begitu juga cara terbaik. Ada pencegahan Dysmenorrhea umum yang baik sebelum PMS terjadi, setidaknya bisa mengurangi.
- Olahraga
- Keluarga dan teman dapat memberikan support dan perhatian untuk mengurangi emosi yang labil
- Hindari rokok
- Hindari alkohol
- Kurangi kafein, gula, dan garam.
- Hindari stres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar