Cara Merawat Vagina
Vagina punya mekanisme pembersihan sendiri dengan mengandalkan
Koloni
bakteri normal yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di
sekitarnya. Keseimbangan bisa terganggu kalau pemiliknya jorok.
Penggunaan celana basah atau celana dalam terlalu ketat, misalnya, dapat
mengganggu keseimbangan itu. Dalam keadaan tertentu, perawatan
vagina
tidak cukup hanya membersihkan bagian luar. Bagian dalam pun perlu
dikuras.
Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam merawat organ reproduksi
wanita. Cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya
ke dalam vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri,
kuman, serta jamur.
1. Bilas dengan cairan pembersih
Cairan pembersih khusus digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam
vagina. Berisi bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman, serta
jamur. Cairan ini bisa digunakan dalam beberapa menit.
Penggunaannya harus dengan pengawasan dokter. Karena itu, selain cairan
pembilas, obatan untuk mengatasi gangguan yang ada juga akan diberikan.
Tidak semua gangguan bisa diselesaikan dengan cairan ini. Paling hanya
dapat mengatasi keputihan.ladi, tidak akan mampu mengatasi penyakit
kelamin, apalagi penyakit menular cekcual (PMS).
2. Sinar Laser
Laser diperlukan karena penggunaan obat pembunuh kuman di vagina
biasanya butuh waktu lama, apalagi kalau terjadi resistensi obat. Laser
yang digunakan biasanya jenis level rendah atau low level laser therapy.
Formulasi dari sinar inframerah clan ultra violet ini mampu
membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu relatif cepat.
Untuk gangguan ringan, penembakan biasanya dilakukan selama 15 menit
sekali.'Bila gangguan sudah berat, butuh puluhan menit dengan beberapa
kali tembakan dalam beberapa hari. Obat juga kerap diberikan oleh dokter
setelah penembakan laser.
3. Terapi ozon
Dr., Mulyadi Tedjapranata, MD, dari
Klinik
Medizone, menyebutkan bahwa metode penggunaan terapi ozon ini layaknya
menggunakan cairan pembersih. Dengan alat yang disebut vaginal
insufflations, ozon dimasukkan ke organ kewanitaan dengan dosis sesuai
kasus.
"Prinsipnya ozon ini berfungsi sebagai disinfektan yang bisa membunuh
kuman. Tujuannya untuk mencegah masuknya kuman penyebab penyakit,"
ujarnya. Dengan periode waktu tertentu pula (tergantung kasus), ozon
diperlukan agar kebersihan vagina terjaga.
Agar pengobatan efektif, biasanya terapi ini dikombinasi dengan
obat-obatan. Namun, ozon tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit
seksual atau PMS. Dan yang jelas, terapi ini harus dilakukan oleh dokter
yang ahli dalam hal ini. Jika tidak digunakan secara tepat, memasukkan
ozon ke organ kewanitaan hanya akan menyebabkan berkembangbiaknya
bakteri yang malah merugikan vagina.
4. Penguapan hangat
Dalam ritus perawatan tubuh secara tradisional, penguapan hangat biasa
digunakan untuk vagina. Meski begitu, penguapan jelas tidak efektif
membunuh mikroorganisme.
Penguapan ini menggunakan ramuan wewangian sehingga mengharumkan vagina,
selain menghangatkan. Karena itu, selayaknya cara ini dilakukan seperti
kita menggunakan parfum badan. Tidak ada alasan selain alasan kosmetik.
Meski penguapan disebut sebagai salah satu cara merawat vagina, langkah
ini bukan untuk mencegah penyakit, apalagi menghilangkan gangguan.
5. Gurah vagina
Meski tak sedikit yang tertarik mencobanya, gurah vagina masih diragukan
efektivitasnya. Apalagi yang menanganinya jelas-jelas bukan dokter.
Tindakan ini bisa membuat semua mikrooganisme yang merugikan maupun yang
normal akan mati clan hilang dari vagina. Akibatnya, vagina justru
berisiko terganggu.
6. Spa vagina
Ini metode perawatan alat reproduksi wanita yang menggabungkan berbagai
terapi kuno. Ada teknik pengasapan atau penguapan. Ada juga teknik pijat
akupresur pada seluruh tubuh dan terutama vagina. Ada juga meditasi
gerak atau semacam kegel khusus untuk vagina.
Beberapa terapi tersebut cukup aman. "Terapi spa sebenarnya umum
digunakan dalam perawatan kesehatan, hanya kali ini. khusus diterapkan
untuk bagian vagina saja," ungkap Hj. Worro Harry Soeharman, M.Ph, MKA,
penggagas terapi V-spa.
7. Kuras vagina
Ini adalah pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta
rongga rahim. Langkah ini menjadi tindakan awal agar jamur atau kuman
tidak merembet ke rongga rahim atau saluran telur, yang bisa
mengakibatkan kemandulan atau infeksi yang bisa memicu kanker.
Wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatan.
Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik semacam Klinik
Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan, mulai dari
wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta
membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya tuntas.
Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum.
Dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam
betadin ini, tindakan "kuras" dilakukan.
Tidak perlu takut, karena tindakan ini sederhana dan ticlak menyiksa.
Usai hasil laboratorium diketahui, dokter akan memberikan obat yang
tepat. Bisa berupa obat minum atau tablet yang dimasukkan ke lubang
vagina. Setelah tiga bulan, pasien diharapkan kembali untuk cek ulang.
Keputihan acap kali kambuh bila tidak diobati secara tuntas. Mengobati
daerah sekitar vagina saja belum cukup, sebaiknya sampai ke dalam. Para
ibu yang menghadapi masalah dengan pasangan sehubungan kasus ini bisa
sekalian berkonsultasi. 0 abd
Ganti Celana 2-3 kali
Derajat keasaman vagina menurut Dr. Boy Abidin, Sp.OG, antara 7,1-7,3.
Untuk menjaga kesehatan vagina, perempuan setidaknya memahami beberapa
hal ini:
Sesering mungkin mengganti pembalut, ferutama saat menstruasi. Darah yang keluar bisa menjadi media tumbuhnya kuman.
Sesudah berhubungan seks, bagian luar vagina sebaiknya selalu
dibersihkan. "Tentu tidak dengan sabun biasa," kata Boy. Sebaiknya
gunakan sabun pembersih khusus vagina. Jika perlu, gunakan cairan
pembersih vagina bila memang ada infeksi di daerah kemaluan.
Saat membersihkan vagina, bilas dari arch depan ke belakang. Hal ini
untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina. Lebih baik air
untuk membersihkan langsung ditadah dari keran biasa atau dengan keran
semprot. Air yang terkumpul di ember atau
Bak mandi bisa saja terkontaminasi air kencing orang lain, spora, jamur, atau kuman.
Bila menggunakan
Kertas
tisu, Anda harus hati-hati. Lendir dan air memang terserap, tetapi
hendaknya diingat bahwa tidak semua tisu terjamin kualitasnya. Tisu yang
terbuat dari serbuk kayu ada yang tercemar jamur kalau proses
pembuatannya kurang baik.
Jaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang
air besar. Bilas vagina sampai bersih, kemudian keringkan sebelum
memakai celana dalam. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan
selalu kering lebih-lebih bagi yang bertubuh gemuk. Suasana lembab
sangat disukai jamur.
Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.
Sebaiknya tidak mengenakan celana terlalu ketat, berbahan nilon, jins, dan kulit.
Pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Panty liner sebaiknya hanya digunakan antara 2-3 jam.
Jangan biarkan celana basah atau lembab karena memberi peluang tumbuhnya jamur.
Bagi wanita yang pernah melahirkan dan berhubungan seks, setidaknya
lakukan pap smear sekali setahun. Untuk mereka yang sudah menopause,
lakukan 2-3 tahun sekali.
Jaga berat badan normal. Jangan sampai kegemukan karena menyebabkan
vagina tertutup lipatan lemak sehingga lembab.
Jaga kesehatan tubuh secara umum dengan mengasup makanan bergizi seimbang.
Lakukanlah hubungan seksual hanya dengan satu orang. Sering berganti pasangan seks akan menambah kemungkinan terinfeksi.
Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, ada dua jenis keputihan.
1. Fisiologi, dengan ciri:
- Tidak gatal, tidak berbau.
- Lendir berwarna bening.
- Terjadi hanya pada masa subur (wanita usia 20-40-an).
- Terjadi menjelang haid.
- Terjadi saat hamil karena terkait dengan faktor hormonal. Terjadi sehabis berhubungan seks.
- Karena stres, kelelahan, celana dalam terlalu ketat.
2. Patologis, dengan ciri:
- Keluar lendir berlebihan disertai infeksi.
- Gatal, pedih, vagina kemerahan.
- Lendir berubah warna